SINTANG, Indotv4.com – Di tengah era digital yang menuntut keterbukaan informasi, Polres Sintang justru menuai sorotan tajam.
Sejumlah wartawan melaporkan bahwa hubungan mitra antara kepolisian dan media di wilayah tersebut semakin renggang.
Bahkan, ada nada kesal dari para jurnalis karena sulit mendapatkan konfirmasi dari Kapolres Sintang AKBP I Nyoman Budi Artawan dan Kasat Narkoba AKP Dedi Supriadi.
Fenomena ini tidak hanya merugikan wartawan, tetapi juga masyarakat yang butuh transparansi atas kinerja kepolisian dalam mengungkap kasus kriminal.
WhatsApp Tak Dibalas, Telepon Dihindari, Polres Sintang Menutup Pintu
Seorang pimpinan media online di Kabupaten Sintang mengungkapkan kekecewaannya pada Sabtu (29/3/2025). Menurutnya, sebelum pergantian pimpinan di Polres Sintang, hubungan mitra antara kepolisian dan wartawan terjalin sangat baik. Konfirmasi melalui telepon atau pesan singkat WhatsApp selalu direspons cepat oleh pejabat kepolisian. Namun, saat ini situasi berubah drastis.
“Dulu, kalau kita konfirmasi via WhatsApp, Kapolres langsung menelepon balik. Tapi sekarang? Pesan tak dibalas, telepon diabaikan, bahkan ketemu langsung pun sulit,” ungkapnya dengan nada frustrasi.
Keluhan serupa juga dirasakan oleh awak media lainnya. Mereka mengaku kesulitan mendapatkan informasi penting terkait pengungkapan kasus narkotika dan kriminal lainnya.
Padahal, masyarakat berhak mengetahui hasil kerja keras kepolisian demi menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.
Ganti Jak! Jeritan Media Merasa Tak Dianggap
Frustrasi wartawan mencapai puncaknya ketika salah satu pemimpin redaksi menyuarakan aspirasi keras kepada Kapolres Sintang. “Kapolres Sintang tuh mau minta ganti jak, dak dihargai sekali kita media. Aku maunya Kapolresta Sintang tuh diganti!” ucapnya dengan nada emosional.
Meski demikian, dia menegaskan bahwa tidak ada masalah pribadi antara wartawan dan Kapolres.
Hanya saja, sikap kurang responsif ini dinilai merugikan semua pihak. Kemitraan yang seharusnya saling menguntungkan kini terlihat seperti jalan buntu.
“Kami wartawan butuh polisi, begitu juga sebaliknya. Tanpa media, bagaimana masyarakat bisa tahu prestasi Polres Sintang dalam menangani kasus-kasus besar? Kami bukan musuh, tapi mitra,” tambahnya.
Polres Sintang Tertinggal Jauh
Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) memberikan hak kepada masyarakat untuk mengetahui informasi publik secara transparan.
Namun, sikap Polres Sintang yang cenderung tertutup justru bertentangan dengan prinsip ini.
Akibatnya, masyarakat menjadi korban ketidaktahuan. Mereka tidak bisa menilai apakah Polres Sintang benar-benar bekerja maksimal dalam mengungkap kasus-kasus kriminal, terutama kasus narkotika yang belakangan marak terjadi.
“Masyarakat butuh tahu apa yang sudah dilakukan polisi. Kalau kami wartawan sulit mendapat informasi, bagaimana masyarakat bisa percaya?” tegas salah satu jurnalis senior di Kabupaten Sintang.
Diperlukan Langkah Konkret
Untuk mengakhiri polemik ini, diperlukan langkah konkret dari kedua belah pihak. Pertama, Polres Sintang harus membuka pintu komunikasi lebih lebar kepada wartawan. Responsif terhadap pertanyaan atau permintaan konfirmasi adalah kunci utama.
Kedua, media juga perlu membangun dialog yang konstruktif dengan kepolisian. Jika ada hambatan dalam proses peliputan, hal tersebut harus disampaikan secara profesional agar dapat dicarikan solusi bersama.
“Kami berharap keadaan ini bisa diperbaiki secepatnya. Kerja sama dan kemitraan yang baik antara wartawan dan Polres Sintang sangat penting demi kepentingan masyarakat,” pungkas salah satu pimpinan media.
Ini bukan sekadar keluhan, tetapi juga panggilan untuk introspeksi. Polres Sintang memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga transparansi dan kepercayaan publik.
Jika mereka gagal melakukannya, maka citra kepolisian di mata masyarakat akan semakin buruk.
Di era digital seperti sekarang, keterbukaan informasi adalah keniscayaan. Tidak ada ruang bagi sikap eksklusif yang hanya akan memperlebar jurang antara kepolisian dan masyarakat.
Sudah saatnya Polres Sintang bangkit dan membuka diri, karena tanpa dukungan media, kinerja mereka tidak akan pernah sampai ke telinga masyarakat.
Tidak ada komentar